Edisi Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2014 Sungguh
pernyataan sekaligus pertanyaan yang mendasar. Menjaga nama baik,
kalimat yang sederhana dari segi morfologi dan juga sintaksis. Ternyata mengandung sebuah makna yang menjadi dasar terciptanya hubungan yang
berkesinambungan. Hal tersebut bukan sekedar isu. Untuk menjunjung sebuah Negara
haruslah dimulai dari hal terkecil, yaitu menjaga harga diri sendiri. Keadaan yang mencengangkan bahwa sebagian pemuda Indonesia tidak
mementingkan harga diri mereka, belum dapat menjaga harga diri mereka.
Apakah mereka dapat menjaga nama baik keluarga sedangkan nama baiknya
sendiri terabaikan? Apakah mereka dapat menjaga nama baik Negara
sedangkan mereka tidak peduli lagi akan harga dirinya. Inilah kajian
yang harus diselesaikan secara mendasar. Ibarat bom waktu yang akan
meledak tinggal menunggu titik stagnas. Bukan amunisi atau TNT yang
menjadi bahan peledaknya melainkan kebodohan mereka yang tidak
menjunjung harga diri mereka masing-masing. Lalu siapa yang harus
bertanggung jawab dari permasalahan tersebut, tentunya mereka yang
memiliki buah hati, siapa lagi kalau bukan orang tua mereka sendiri.
Tapi yang menjadi pertanyaan lagi. Apakah orang tua mereka juga dapat
menjaga nama baik dari keluarga? Sebelum membahas korupsi, teroris, atau
kasus kejahatan yang lain, bahaslah masalah ini terlebih dahulu.
Negara akan maju ditentukan oleh pemudanya.
Negara mundur juga karena pemudanya.